ASLIMA : PASRAH ITU KEKUATAN



Suasana hangat kediaman mbak Aslima (Sumber : Facebook)

Kemaren, saya ke rumah Aslima lagi, nyampein salam dari banyak teman sekaligus ada titipan dari seseorang. Setelah ke rumahnya, saya dan Aslima ke tempat mas Wahyu jualan kerajinan dekat museum mbah Marijan. Sepanjang kebersamaan kami, Aslima dan mas Wahyu bercerita. Kali ini, yang saya tulis adalah hal yang berkaitan dengan Aslima :

Siapa yang menyangka seorang wanita yang difable, tak punya kedua kaki, lalu tangan kanannya pun tak sempurna, bisa mendapatkan suami yang ganteng, sempurna fisiknya dan menyayanginya sepenuh hati? 

Kira-kira beginilah penuturan Aslima :

Allah memberi sesuai dengan apa yang kita butuhkan, bukan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Itulah yang harus kita sadari Maka tatkala bermohon kepada Allah, jangan ajari Allah “begini dan begitu”, karena itu namanya kita sok tau terhadap apa yang terbaik untuk kita. Sewaktu saya sadari itu, maka saat saya pengen punya suami, maka saya hanya berdoa “ya Allah berilah hamba suami”. Saya tidak mengajari Allah suami seperti apa yang saya inginkan.

Saya percaya bahwa Allah akan memberikan suami kepada saya cepat atau lambat. Berdoa khan ibadah dan gratis. Toh, walaupun Allah tidak memberi ke saya seorang suami hingga akhir hayat saya, maka saya percaya bahwa itulah yang terbaik untuk saya. Beres khan?. Saya pasrah, tetapi terus tak henti berdoa setiap saat. Allah lalu memberi mas Wahyu untuk saya melalui cara-Nya.

Anehnya, malah mas Wahyu yang sempurna fisiknya itu, yang “ngebet” ke saya, sampai beliau nangis tatkala saya minta putus aja kalau sekiranya hubungan kami tidak mendapat restu dari orangtuanya. Karena saya yakin, restu orangtua adalah hal utama disamping hal utama lainnya. Hal itu membuat mas Wahyu terus menerus berusaha meyakinkan orangtuanya, hingga akhirnya orangtua mas Wahyu merestui pernikahan kami.

Tatkala kami sudah menikah, maka kami pun mengharungi hidup dengan pengetahuan terbatas yang kami miliki, belajar dan berdoa tiada henti, lalu pasrah kepada Allah. Saya dan mas Wahyu tak punya teori apapun. Tatkala kami tau bahwa hidup itu harus pasrah maka kami pun pasrah, tatkala sekecil apapun harus di syukuri ya kami syukuri, tatkala harus menerima pasangan apa adanya maka kami pun melakukannya. Prinsip kami, tatkala ajaran itu datangnya dari Allah, ya lakukan saja, nggak usah pake analisa segala. Wong kita ini nggak ada apa-apanya.

Bagaimana dengan mas Wahyu? Mengapa beliau sangat ngebet dan cinta "abiezzz" dengan Aslima? Ntar yaaaaa.... pantengin terus kisahnya di sini

Sumber kisah Pak Syaifuddin Zuhri

0 Response to "ASLIMA : PASRAH ITU KEKUATAN"

Post a Comment